Tuesday 28 May 2013

Katakan ‘Tidak’ untuk menunda


Mata kulaih : Penulisan II 
Argumentasi
Dosen         : Nova Darmanto

            Disiplin waktu. Hampir semua orang paham dengan arti disiplin pada waktu. Namun, masalahnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara mendisiplinkan waktu mereka. Banyak hal yang membuat orang-orang lebih memilih menunda pekerjaan dibanding untuk bertindak mengerjakan. Mengapa demikian? Sikap seseorang yang bermalas-malasan dan menolak untuk melakukan tugasnya saat itu juga adalah disebut menunda.
            Kemalasan wujud dari pola pikir , sebuah kebiasaan. Sebuah kebiasaan dikembangkan ketika seseorang melakukan sesuatu secara konsisten. Alasan utama dari kemalasan adalah kurangnya tujuan yang jelas dalam hidup. Tanpa tujuan yang jelas, maka menjadi tidak termotivasi dan itu sebabnya kita menunda. Perhatikan orang-orang yang termotivasi selalu memiliki fokus dan aura menjanjikan di setiap langkah-langkahnya. Di sisi lain, orang tanpa tujuan dan kekurangan motivasi akan menjadi malas. Ketika malas, maka akan menjadi para penunda.
Pastinya, pada saat-saat tertentu ada perasaan bersalah karena telah menunda  suatu kegiatan apapun. Ada masa dimana sebuah kata menunggu “waktu yang tepat” menjadi alasan yang seakan-akan tepat untuk mereka berikan. Menginginkan hal yang sempurna sehingga seseorang rela menghabiskan begitu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pekerjaan tersebut sampai-sampai tidak sadar telah merugikan atau membiarkan waktu yang seharusnya dapat dipergunakan untuk pekerjaan lain. Seseorang yang selalu ingin dinilai sempurna oleh orang lain sebenarnya sering kali membuat tugas mereka kelihatan lebih sulit dari seharusnya.
Sebaliknya, sebagian orang bermasalah dengan berbagai macam pekerjaan yang membuat hari-hari mereka dipenuhi berbagai banyak aktivitas dalam waktu ke waktu. Tidak yakin dengan apa yang harus dikerjakan karena tidak tahu harus darimana memulai. Dengan begitu banyak pekerjaan, waktu yang tersedia terlalu sedikit. Jika menghabiskan delapan jam sehari untuk tidur dan delapan jam di kampus, maka kita hanya memiliki waktu tersisa delapan jam untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang dimiliki setiap harinya. Dan semua itu tidak dapat terlaksana bila menunda menyelesaikan salah satu pekerjaan. Tidak heran bahwa beberapa orang berkata mereka tidak punya waktu.
Terkadang, ketika seseorang bersikap menunda mengerjakan suatu pekerjaan, pekerjaan tersebut akan diselesaikan oleh orang lain yang merasakan keharusan ataupun kebutuhan untuk menyelesaikan. Strategi untuk mematahkan sikap menunda ini adalah dengan belajar bagaimana menghormati kepentingan orang lain. Berpikir pertimbangan konsekuensi maka akan menyadari dan menghargai tindakan orang lain yang memang harus dipertanggung jawabkan.
Mengerti bahwa seorang guru berdedikasi baik terhadap muridnya. Mengerti bahwa ketika guru memberikan tugas dan pekerjaan, mereka harus menandai semua pekerjaan anak muridnya, sedangkan kita hanya perlu menyelesaikannya sekali. Mengerti bahwa seringkali seorang teman menjadi orang yang akan berada bersama untuk memberi dukungan moral. Jangan lupa untuk menghargai diri kita sendiri sama baiknya sama seperti orang lain yang layak mendapat rasa hormat dan dihargai tanpa diberikan secara cuma-cuma. Dengan pola pikir yang benar, kita akan lebih mudah mengatasi pekerjaan apapun yang datang dan dapat mengatasi masalah penundaan.
Hal lain, ketika seseorang tidak yakin dengan beban pekerjaan maka cenderung kembali menunda. Mengembangkan perasaan sulit. Perasaan semacam itulah yang menyebabkan seseorang menunda. Cobalah untuk menciptakan afirmasi yaitu pernyataan pendek yang positif yang akan memberi motivasi besar pada diri sendiri. Biarkan afirmasi-afirmasi menguatkanmu. Mengakui alasan-alasan mengapa seseorang khawatir dan mau menghilangkannya itu lebih penting dari terus menerus mengkhawatirkan.
Masalah lain, ketika seseorang merasa lelah dengan pekerjaan yang dapat dilakukan adalah berhenti untuk sementara. Dibutuhkan istirahat. Tidur nyenyak selama 15 sampai 30 menit sudah membuat pikiran berada pada istirahat total dan dibersihkan dari pikiran-pikiran yang mengganggu tentang pekerjaan ataupun masalah yang membebankan. Jika memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan esok hari, beritahu orang disekitar bahwa pekerjaan tersebut harus diselesaikan esok hari bahkan lebih cepat. Dengan demikian, mengatakan pada semua orang  mengenai keinginan maka menempatkan diri sendiri dalam posisi siap menunjukkan. Sebuah janji telah dibuat dan perlu ditepati. Hal ini yang akan memberi motivasi cukup untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Seseorang menunda karena berpikir selalu ada waktu untuk mengerjakan sebuah pekerjaan. Tetapi apa yang terjadi bila menunggu di detik-detik terakhir sebelum memulai pekerjaan itu lebih cenderung terburu-buru dalam pekerjaan atau dalam situasi terburuk, kehabisan waktu dan tidak dapat menyelesaikan. Dengan kalender mundur dan pola pikir yang membuat seseorang dapat melihat konsekuensi tindakan mereka. Alasan-alasan dapat bersifat nyaman yang membuat menunda menyelesaikan pekerjaan. Alasan ada dimana-mana dan sangat mudah diciptakan, tetapi tidak berarti harus digunakan sebagai alasan untuk menunda.
Mengapa ada orang yang dapat menangani begitu banyak pekerjaan dan menyelesaikan pada waktunya, sedangkan ada pula orang lain kewalahan oleh tugas yang termudah sekalipun? Jawabannya ada pada kemampuan mengelola waktu masing-masing dari mereka. Banyak orang merasa bahwa waktu selalu meluncur pergi dan tidak dapat dikendalikan. Orang-orang yang dikendalikan oleh waktu. Jika dapat mengelola waktu dengan baik, maka pasti dapat mengendalikannya.
Prinsip pokok komitmen adalah terus menerus memperbaiki diri. Ketika seseorang berkomitmen, maka ia yakin bahwa ia memiliki keinginan untuk menyelesaikan apapun yang telah ditetapkan oleh pikiran. Prinsip komitmen untuk menyelesaikan, memastikan bahwa sesuatu yang dimulai harus segera diselesaikan.
Prioritaskan dan lakukan hal yang benar pada waktu yang tepat, dapat secara efektif mengontrol waktu dan membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Tata kelola setiap jam, menit, detik. Lakukan perubahan, terapkan prinsip 30 detik dan jangan menunda. Secara efisien menggunakan waktu, membebaskan lebih banyak waktu atau diri sendiri. Kelola menit-menit dan waktu sehingga dapat mengelola hidup kita.
            Lakukan apa yang telah dikatakan, bertindak berdasarkan apa yang sudah diucapkan. Luangkan waktu untuk memikirkan apa yang  ingin dicapai dan rumuskan sebuah rancangan untuk meraih target. Gunakan strategi-strategi yang disarankan untuk mendorong mencapai hasil yang diinginkan dan tidak menyianyiakan waktu dan umur yang singkat.

Teok Aik Cher, 2012. Mengapa Menunda?- Mengapa Bertindak? -Mengapa Menyederhanakan?. Indeks; Jakarta.