Haruskah aku merasakan satu kali lagi atau perlu berkali-kali kehilangan sesosok perempuan yang seharusnya mendampingi Papa?
Haruskah aku melihat betapa
kemuraman menyelimuti itu?
Haruskah aku kembali menyaksikan
seorang pekerja keras seperti Papa berdiri seorang diri?
Haruskah aku mendengar samar
lantunan suara Papa yang sedang membaca ayat suci al quran di sudut ruangan?
Haruskah ujian ini menimpaku
sekali lagi?
Atau akan lebih dari ini?
--Aku, yang masih ingin dan harus terus berjalan melewati kerikil-kerikil tajam karena, dari, yang juga untuk-Nya.