Assalamualaikum wr wb, semoga ini
menjadi curhatan terbesar pertama dan terakhir yang ingin Rahma sampaikan.
Hai Mama, apa kabar? Meski raga
kita jauh namun di hari spesial ini Mama masih menunjukkan betapa hebatnya
batin kita dengan Mama bilang tahu kesedihanku. Ma.. memang kita sangat jauh,
cukup jauh sekali, jiwa kita seakan sudah terpisah hampir 17 tahun lamanya.
Tapi Rahma yakin, selama itu pula ada doa yang terus Mama panjatkan untuk
kebahagiaan Rahma. Rahma ingat sekali, di usia 5 tahunku dulu Mama memberikan
kado sebuah baju renang, itu sudah menjadi kebahagiaan bagi seorang anak kecil.
Tapi Ma, kini usia Rahma beranjak 23 tahun, Mama sampaikan maaf karena tidak
bisa memberikan sebuah kado. Sungguh, Rahma tidak pernah benar-benar
mengharapkan benda/barang yang diberikan Mama di tiap usiaku. Melainkan, cinta
dan kasihmu yang selalu kautanam, kebaikan hatimu, ketabahanmu serta
beribu-ribu doa kurasa cukup menjadi kekuatan anakmu ini dalam menjalani
hari-hari. Insya Allah.
Halo Papa, apa kabar? banyak
kerjaan ya Pa? Sepertinya Papa lupa bahwa anak Papa yang satu ini
menunggu-nunggu kabar dari seorang Ayahnya atau sekadar terima sebuah pesan
“selamat ulang tahun anakku” ah, rasanya itu mustahil. Pa, tahun ini Insya
Allah akan menjadi tahun-tahun terakhir anak perempuan keduamu ini berada di
rumah, menyaksikan kerja keras Papa, mengamati gerak-gerik seorang Papa sebagai
kepala rumah tangga, dan mengambil nilai positif yang bisa Rahma petik. Pa..
ingat gak dulu sudah berapa banyak perempuan lain hingga Papa lupa akan
tanggung jawab kepada Mama, kewajiban Papa kepada keempat anaknya, sampai
akhirnya takdir pula yang menyeret kita dipersatukan tanpa kehadiran Mama. Pa..
masa lalu adalah sebuah pembelajaran bagi kita yang mau belajar. Masa lalu
adalah kenangan, yang bahkan tidak bisa lagi kita edit kembali situasinya. Dari sebuah masa lalu tentu kita menemukan
ada jiwa yang tersakiti hingga menghadirkan duka, ada begitu ego yang teramat
besar hingga mampu menghilangkan rasa cinta, ada nafsu yang teramat tinggi
hingga menjadikannya suka. Tak jarang, banyak anak yang menanam benci akan
kekecewaan yang dibuat orangtuanya. Karena nurani seorang manusia, ada dendam
jika jiwanya tersakiti. Bersyukurnya Rahma tidak ditanamkan akan hal itu.
Dendam dan benci hanya akan menjadikan bumerang bagi diri kita sendiri. Papa,
semoga hari-harimu menyenangkan tanpa meninggalkan bekal kelak. Selamat kembali
sampai rumah. Sehat jasmani dan rohani. Maafkan anakmu yang masih belum banyak
memberikan kebanggaan ini.
Hai Bunda,
Rahma tidak akan menanyakan kabar tentu Rahma sudah paham betul perasaan Bunda
yang hampir tiap hari kini Rahma dengar isi hati Bunda. Terima kasih atas
kebaikan Bunda yang berkenan memberikan kado di usia 23 tahun ini. Sudah hampir
12 tahun kita serumah ya, Bun.. 12 tahun pula pernikahan Papa dengan Bunda.
Sebuah pernikahan akan selalu diterjang ombak katanya, akan selalu hadir dan
terus hadir. Melalui pernikahan, kita mengalahkan ego bukan lagi hanya demi 2
kepala, melainkan kebaikan banyak anak. Allah bilang akan menguji di titik
terlemah kita, namun tetap dengan sesuai kadar kemampuan kita. Keyakinan kita akan kemampuan kita (dilandasi
keyakinan kepada Allah) dalam menyelesaikan ujian akan sangat membantu kita
untuk melalui semua ujian kehidupan. Apakah kita mampu bertahan dan melaluinya
dengan cara terbaik, tidak mengeluh dan berkeluh kesah. Karena dengan ujian itu
menjadikan kita lebih dekat kepada-Nya, memohon bantuan kepada-Nya karena Allah
yang memberikan ujian dan Dia pulalah yang akan membantu kita menyelesaikannya.
Rahma pernah membaca bahwa penganalogian kehidupan bisa kita artikan sebagai seorang
murid yang mendapatkan ujian dari gurunya. Murid akan lulus jika jawabannya
benar dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh gurunya. Dan sebaliknya, jika
tidak lulus, gurunya akan memberikan ujian perbaikan remedial agar bisa lulus dan naik kelas. Mata pelajaran yang diujikan
sama tapi mungkin soal-soalnya yang sedikit ada perbedaan. Dan tentunya,
semakin naik kelas, semakin naik pula tingkat ujian yang kita hadapi. Bahkan,
ada pepatah yang menyebutkan “kita akan mendapat hikmah paling banyak di bidang
yang paling tidak kita kuasai bila kita memutuskan untuk mempelajarinya”.
Semoga dengan ujian yang sedang masing-masing kita hadapi ini tidak melupakan
rasa syukur kita ya Bun.. akan nikmat yang masih kita dapat baik nikmat sehat,
keluarga, tidur nyenyak, makan, dan lain halnya yang banyak orang di luar sana
belum tentu dapat menikmati apa yang sedang kita nikmati. Aamiin YRA..
Khusus untuk
seorang ibu, istri, wanita yang diam-diam sedang gemar memberi perhatian dan
mencari-cari perhatian Papa saya. Melalui tulisan ini, semoga jadi bahan
renungan buat Anda. Ini bukan teguran pertama atau pun kedua dari saya toh?
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas perhatian yang Anda berikan kepada
Papa saya yang (mungkin) tidak ia dapat di dalam keluarga ini. Ada 2 ujian
kepada manusia, yaitu 1. Keimanan/ketauhidan; 2. Dunia. Manusia-manusia yang
telah bersyahadat berarti sudah lolos ujian pertama, tetapi setelah itu banyak
kegagalan terjadi di ujian kedua ini. Allah akan menguji dengan sesuatu yang
paling dicintai, sebagaimana para Nabi dan Rasul serta para Ulama.
Berhati-hatilah terhadap apa yang kita cintai, karena itu akan menjadi ujian
bagi kita, apakah kita lebih mencintai Allah dan Rasulnya dibanding dunia
seisinya? Kata orang, urusan begini jangan sampai diumbar, tapi saya rasa ini
penting. Awalnya, saya harus berpikir 99x untuk mem-publish hal semacam ini. Karena yang sebenarnya terjadi saat Anda
memutuskan untuk berselingkuh akan ada orang-orang yang hanya membaca cerita
ini sebagai bentuk mencari sensasi, tapi akan ada pula yang menyadari dan
memiliki pemahaman yang sama bahwa selingkuh itu salah. Orang-orang seperti ini
akan mengedepankan harga diri mereka, dan menolak akan kesempatan berselingkuh
sekali pun atas nama cinta. Kepada para orang tua, anak-anak baik pria maupun
wanita mari kita memiliki kesadaran untuk tidak berselingkuh. Bagaimana pun, seorang
perempuan yang akan terlihat sangat buruk saat selingkuh.
Wassalamualaikum
wr wb