Judul : Pendekar Tongkat Emas
Sutradara : Ifa Isfansyah
Produser : Mira Lesmana, Riri Riza
Penulis Naskah : Jujur Prananto
Pemain : Christine Hakim, Nicholas Saputra, Reza Rahadian,
Eva Celia, Tara Basro, Aria Kusumah, Landung Simatupang, Whani Darmawan, Slamet
Rahardjo, Darius Sinathrya, Prisia Nasution
Genre : Aksi (action)
Lima hari setelah premiere
Pendekar Tongkat Emas, saya pun menyaksikan film yang akhirnya ga melulu bahas
percintaan ataupun bergenre horor sama sekali meskipun back sound dari film ini benar-benar buat saya tegang apalagi
ditiap adegan petarungan. Awalnya, memang saya tidak begitu tertarik dengan
film yang terdengar dari judulnya agak jadul gimana gitu ya, tapi jujur kali
ini saya akan membahas butir-butir kelebihan pada film ini.
Film dibuka dengan narasi suara
teduh khas Christine Hakim yang langsung membuat hati merenung karena kedalaman
filosofinya. Setelah itu, mata akan dimanjakan oleh alam Sumba Timur yang sungguh
luar biasa indah. Pendekar Tongkat Emas
ini berkisah tentang Cempaka, Sang Pendekar Sakti pewaris terakhir ilmu jurus
Tongkat Emas Melingkar Bumi yang berencana menurunkan ilmunya kepada salah satu
muridnya. Namun, sebelum ia berhasil menurunkan ilmunya, Cempaka tewas
terbunuh. Lalu, apa konflik setelahnya? Nonton sendiri ya filmnya.. saya tidak
mau spoiler :D
Menurut saya, semua pemain
menyatu dalam film ini. Banyaknya pemain papan atas semakin membuat film ini
memberi kesan yang begitu “wah”. Semua tidak saling menonjolkan diri tapi
terasa pas dalam satu film.
Baru kali ini mata saya
dimanjakan sepanjang film berlangsung. Selain lokasi film yang cantik nan indah, tata suara yang tepat tiap momennya hingga quote-quote inspiratif
menghiasi film ini. Ga heran sih, ada Seno Gumira Atmaja masuk sebagai salah
satu penulis skripnya. Salah satu kutipan yang saya ingat “Sanggupkah menahan
diri untuk tidak menang karena sesungguhnya tidak ada kemenangan dalam ilmu
apapun ketika kemenangan selalu menjatuhkan korban.”
Ada banyak hal yang dapat saya
petik dari film berdurasi 112 menit ini. Ada nilai kesetiaan memegang janji dan
menepati konsekuensi apabila melanggarnya. Ada nilai kerja keras dan semangat
tak menyerah yang harus terus dikobarkan demi mencapai cita-cita. Dan juga,
film ini mengajarkan betapa kepentingan orang banyak harus didahulukan di atas
kepentingan diri sendiri. Sungguh, saya menyukai film ini. Sudah semakin jarang
film bagus yang mengusung nilai-nilai edukasi bagi yang menontonnya. Ada scene romantisnya
memang, namun ga konsen ke arahsana melainkan konsisten mengeksplore tetap pada
sisi action-nya.
Oh iya, saya harus mengapresiasi
akting Tara Basro yang totalitas banget pada aktingnya. Sangat menjiwai! Saya
terbawa suasana dan sampe sebel liat dia yang terkesan licik. Tapi saya sadar, akting yang baik itu
yang membuat penonton melibatkan emosinya, bukan?